RSUD Genteng Hadirkan Layanan Terpadu Akupunktur–Gizi untuk Atasi Obesitas

$rows[judul]

BANYUWANGI – RSUD Genteng terus berinovasi dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dengan menghadirkan kolaborasi antara Poli Akupunktur dan Poli Gizi sebagai upaya komprehensif menangani obesitas. 

Program terpadu ini dirancang untuk membantu pasien yang kesulitan menurunkan berat badan meski telah mencoba berbagai metode diet maupun olahraga secara mandiri.

Obesitas masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang meningkat di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya soal penampilan, tetapi berkaitan erat dengan gangguan metabolisme tubuh, fungsi hati, ginjal, limpa, tiroid, hingga sistem endokrin. Karena itu, penanganannya membutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh, termasuk melalui terapi akupunktur serta pendampingan gizi yang terarah.


Baca Juga : Innovation Festival 2025 RSUD Genteng Dorong Layanan Kesehatan ke Level Berikutnya

Dokter layanan Akupunktur RSUD Genteng, dr. Daniek Wardhani, menjelaskan bahwa akupunktur bekerja dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan jarum halus. Metode ini membantu memperbaiki keseimbangan energi tubuh dan menormalkan fungsi organ yang berpengaruh terhadap metabolisme.

“Stimulasi titik akupunktur, khususnya di area telinga, dapat membantu mengontrol keinginan mengemil dan mengurangi rasa lapar berlebih. Banyak pasien yang merasa terbantu karena aspek ini sering menjadi kendala terbesar dalam program penurunan berat badan,” ujar dr. Daniek.

Selain terapi akupunktur, pasien juga mendapatkan layanan konsultasi di Poli Gizi bersama Harini Puji Rahayu, S.Gz, ahli gizi RSUD Genteng. Pada sesi ini, pasien akan melalui pemeriksaan antropometri untuk menentukan status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Melalui data tinggi dan berat badan, ahli gizi dapat menentukan kategori status gizi serta kebutuhan energi harian pasien.

Harini menjelaskan bahwa penurunan berat badan tetap harus mengikuti prinsip diet rendah energi seimbang, bukan sekadar memangkas jumlah makanan. “Asupan energi tidak boleh lebih rendah dari kebutuhan basal agar tubuh tetap berfungsi optimal. Target pengurangan energi yang aman adalah 500–700 kkal per hari, disertai aktivitas fisik teratur,” terangnya.

Dalam pendampingannya, pasien juga diberikan edukasi mengenai cara mengolah makanan, proporsi makronutrien ideal, serta strategi mengatur pola makan jangka panjang. Kombinasi terapi akupunktur dan pengaturan diet membantu pasien memperoleh hasil yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Menariknya, banyak pasien yang merasakan manfaat tambahan dari akupunktur, seperti tidur lebih nyenyak, berkurangnya rasa lelah, hingga hilangnya keluhan pusing akibat perbaikan keseimbangan energi tubuh.

RSUD Genteng menegaskan bahwa keberhasilan program penurunan berat badan membutuhkan kerja sama antara tenaga medis, keluarga, dan motivasi pribadi pasien. Melalui layanan terpadu ini, rumah sakit berharap semakin banyak masyarakat yang dapat mencapai berat badan ideal sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

Masyarakat yang ingin mencoba layanan ini dapat berkonsultasi langsung ke Poli Akupunktur dan Poli Gizi RSUD Genteng. (*)