BANYUWANGI - Masalah gizi di Indonesia masih menghadapi tantangan besar dengan adanya triple burden atau tiga beban malnutrisi yang saling berkaitan. Ketiganya meliputi kekurangan gizi, kelebihan berat badan, serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia.
Kondisi tersebut tidak hanya mengancam kelangsungan hidup anak, tetapi juga memengaruhi kualitas tumbuh kembang dan produktivitas generasi mendatang.
Ahli Gizi RSUD Genteng, Harini Puji Rahayu, S.Gz, menegaskan bahwa salah satu permasalahan yang saat ini semakin mudah ditemui adalah obesitas pada anak. Meski sebagian orang tua menganggap tubuh gemuk identik dengan anak sehat dan lucu, kondisi tersebut dapat berisiko serius bila termasuk kategori obesitas.
“Jika tidak disadari sejak dini, obesitas pada anak dapat berlanjut hingga dewasa dan meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes,” jelasnya.
Data di berbagai fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa jumlah anak dengan berat badan berlebih terus meningkat. Obesitas bahkan kini diakui sebagai salah satu masalah penyakit tidak menular (PTM) pada usia dini.
Anak yang mengalami obesitas berpotensi mengalami berbagai komplikasi kesehatan, seperti gangguan jantung, diabetes tipe 2, hipertensi, gangguan pernapasan, masalah tidur, hingga gangguan sendi dan metabolisme.
Tak hanya berdampak fisik, obesitas juga membawa pengaruh besar pada kondisi emosional anak. Harini menjelaskan bahwa anak dengan berat badan berlebih sering menghadapi tekanan sosial, perundungan, atau rasa tidak percaya diri.
Kondisi ini dapat memicu stres, kecemasan, hingga depresi. Bahkan dalam jangka panjang, obesitas dapat menghambat pertumbuhan, memicu gangguan hormonal, keterlambatan pubertas, dan memengaruhi perkembangan motorik serta kemampuan berpikir.
Untuk itu, RSUD Genteng menekankan pentingnya edukasi gizi dan pola makan sehat sejak dini. Orang tua perlu memahami bahwa pencegahan obesitas bukan sekadar menurunkan berat badan, tetapi menciptakan gaya hidup sehat bagi anak.
Beberapa langkah yang dianjurkan diantarany, meningkatkan aktivitas fisik harian anak, membiasakan konsumsi makanan sehat bernutrisi seimbang,membatasi makanan cepat saji dan pangan olahan dan mengatur pola makan dan porsi sesuai kebutuhan usia.
“Pencegahan adalah kunci. Orang tua harus menjadi teladan dalam menerapkan kebiasaan makan sehat,” tegas Harini.
RSUD Genteng melalui Poli Gizi mengajak masyarakat, khususnya para orang tua, untuk berkonsultasi mengenai kesehatan gizi anak. Dengan pendampingan ahli gizi, keluarga dapat memahami pola makan yang tepat dan mencegah risiko obesitas sejak dini. (*)