RSUD Genteng Ingatkan Warga Waspadai Nyeri Lutut, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya

$rows[judul]

BANYUWANGI - Nyeri lutut menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering dikeluhkan masyarakat, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini umumnya terkait dengan osteoarthritis (OA), yaitu gangguan sendi akibat kerusakan tulang rawan yang menyebabkan peradangan, perubahan struktur tulang, hingga menurunnya fungsi gerak. Meski identik dengan lansia, nyeri lutut juga dapat dialami individu berusia lebih muda akibat aktivitas berlebih, cedera, ataupun faktor berat badan.

Dokter dari Poli Nyeri RSUD Genteng, dr. Yanuarningtyas, Sp.An., FIP, menjelaskan bahwa osteoarthritis memiliki sejumlah gejala khas yang mudah dikenali. “Keluhannya meliputi nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi lutut. Pasien juga sering merasakan kelemahan otot paha, perubahan bentuk tungkai seperti kaki O atau X, serta muncul bunyi pada sendi ketika lutut ditekuk atau diluruskan karena permukaan sendi yang tidak rata,” terangnya.

Menurutnya, penanganan nyeri lutut tidak hanya bertujuan menghilangkan rasa sakit, tetapi juga memperlambat kerusakan sendi agar pasien tetap dapat beraktivitas tanpa hambatan. “Dengan pengobatan yang tepat, kualitas hidup pasien dapat tetap terjaga,” ujarnya.


Baca Juga : Apa Saja Dokumen Wajib Saat Mengajukan Pendirian PT Baru? Simak!

Ada sejumlah langkah pengobatan yang umum dilakukan pada penderita osteoarthritis lutut. Di antaranya adalah penggunaan obat pereda nyeri serta obat antiradang nonsteroid (NSAID), konsumsi suplemen seperti glukosamin dan vitamin D, hingga penggunaan alat bantu seperti penyangga lutut. Terapi fisik, terapi okupasi, maupun akupuntur juga bisa menjadi pilihan untuk mengurangi keluhan.

Selain itu, upaya penurunan berat badan menjadi salah satu langkah penting dalam memperbaiki kondisi lutut. “Penurunan berat badan sekitar lima kilogram saja dapat mengurangi risiko osteoarthritis lutut hingga 50 persen,” jelas dr. Yanuarningtyas. Penggunaan kompres dingin selama maksimal 20 menit juga dapat membantu meredakan nyeri dan bengkak.

Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh menganggap remeh nyeri lutut, terutama jika keluhan semakin mengganggu aktivitas sehari-hari. “Apabila rasa nyeri tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke Poli Nyeri RSUD Genteng. Menunda pengobatan justru dapat memperburuk kondisi dan membuat proses pemulihan menjadi lebih sulit,” pesannya.

RSUD Genteng berharap, melalui edukasi berkelanjutan, masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan sendi. Dengan mengenali gejala sejak dini dan melakukan penanganan yang tepat, risiko kerusakan sendi dapat ditekan sehingga warga dapat menikmati kehidupan yang lebih sehat dan produktif di usia lanjut. (*)