Viralindonesia.co.id - Penyakit kuning atau yang dikenal dengan ikterus neonatorum, merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna kulit dan mata bayi menjadi kuning, yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam darah.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, penyakit kuning pada bayi tetap perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Penyebab penyakit kuning pada bayi dapat beragam, mulai dari faktor fisiologis hingga patologis.
Faktor fisiologis meliputi belum matangnya fungsi hati bayi, sementara faktor patologis meliputi infeksi, penyakit hemolitik, dan kelainan metabolisme.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi, Abdul Latip mengatakan, Ikterus neonatorum bisa dicegah sejak dini, dengan cara pengawasan kehamilan yang baik dan teratur, sehingga kemungkinan terjadi infeksi pada janin dan kondisi kekurangan oksigen pada janin sejak di dalam rahim.
"Untuk mencegah penyakit kuning pada bayi, ibu hamil perlu melakukan pengawasan kehamilan yang baik dan teratur, serta memberikan ASI segera setelah bayi lahir," katanya.
Ikterus neonatorum/kuning terbagi menjadi 2 yaitu: fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang muncul pada hari kedua atau ketiga, tampak semakin jelas pada hari ke 5 sampai 6, dan akan menghilang sampai hari ke 10 .
Kadar bilirubin tidak melebihi 12 mg/dl pada bayi dengan usia cukup bulan, dan pada bayi dengan BBLR tidak melebihi 10 mg/dl. Sedangkan Ikterus patologis adalah ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama kelahiran, kadar bilirubin lebih dari 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan, dan lebih dari 10 mg/dl pada bayi kurang bulan.
Adapun penyebab ikterus patologis antara lain, penyakit hemolitik, kelainan sel darah merah, hemolisis, infeksi, kelainan metabolik.
Penatalaksanaan bayi dengan ikterus neonatorum / kuning adalah segera membawa bayi kepada tenaga kesehatan atau rumah sakit untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita.
Penanganan memerlukan kerjasama dari semua pihak baik dokter, perawat, farmakologi dan keluarga, agar segera tertangani Jika mengalami gangguan seperti diatas langsung konsultasi atau berobat ke RSUD Blambangan. (*)