Viralindonesia.co.id - Periode 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan gizi yang cukup, terutama protein, sangat penting untuk mencegah stunting.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar.
Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya asupan protein. Protein merupakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, kecerdasan, dan pertumbuhan fisik anak.
Kebutuhan protein ibu hamil lebih tinggi dibandingkan saat sebelum hamil, yaitu bertambah 10 gram pada trimester kedua dan 30 gram pada trimester ketiga. Sedangkan pada ibu menyusui, kebutuhan protein bertambah 20 gram pada 6 bulan pertama menyusui dan 15 gram pada 6 bulan berikutnya.
Kebutuhan protein bayi usia 6-11 bulan sekitar 15 gram. Protein dalam 1 butir telur berkisar antara 6-7 gram, setara dengan 30 gram ayam, ikan, atau daging sapi.
Usia 1-2 tahun, kebutuhan protein harian sekitar 20 gram. Pada usia ini, anak sudah mampu makan dengan porsi yang lebih banyak dengan tekstur makanan mendekati atau sama dengan makanan keluarga.
Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi 2 yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan, seperti kacang-kacangan dan olahannya. Sedangkan protein hewani berasal dari hewan, seperti daging, unggas, telur, ikan, dan susu.
Protein hewani mengandung asam amino yang lengkap dan mineral dengan ketersediaan dan daya serap yang tinggi sehingga konsumsi protein hewani lebih diutamakan. Konsumsi protein hewani dalam sehari disarankan minimal berasal dari 2 jenis agar asam amino dalam makanan saling melengkapi.
Pemilihan sumber protein hewani tidak harus bersumber dari bahan yang mahal, bisa didapat dari bahan yang mudah dan terjangkau seperti bahan pangan lokal. Makan minimal 1 butir telur ayam per hari dapat membantu mencegah stunting, karena telur mengandung asam amino dan asam lemak omega-3 yang tinggi.
Selain itu, pemilihan jenis jajanan atau makanan selingan juga berpengaruh terhadap status gizi anak. Biasakan untuk memilih selingan padat gizi dan aman, seperti roti, biskuit, atau kue buatan rumah. Snack seperti ini lebih bergizi dibandingkan makanan tinggi natrium seperti keripik, kerupuk, maupun tinggi gula seperti permen, minuman kemasan yang justru akan mengganggu jadwal makan anak.
Makanan mahal belum tentu bergizi, makanan sederhana bisa saja bernilai gizi tinggi. Kuncinya, pilih bahan pangan lokal yang aman dan terjangkau, diolah dengan benar, dan dikonsumsi dengan tepat porsi.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Blambangan, Abdul Latip, mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan protein pada ibu hamil dan balita bukan hanya bertujuan untuk mencegah stunting, tapi lebih jauh untuk mewujudkan anak-anak Indonesia yang tumbuh optimal berkualitas dan cerdas.
Dengan pemenuhan kebutuhan protein yang cukup, ibu hamil dan balita dapat terhindar dari stunting dan tumbuh optimal. Anak-anak Indonesia pun dapat tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan cerdas.
Jika Anda membutuhkan konsultasi dengan Ahli Gizi, silakan kunjungi Poliklinik Gizi RSUD Blambangan yang buka setiap hari senin s/d kamis (07.00-11.30), jum’at (07.00-10.00) dan sabtu (07.00-11.00). (*)