Banyuwangi - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi terus berupaya menciptakan lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan tanpa diskriminasi bagi seluruh peserta didik, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Salah satu inovasi yang digagas adalah program Layanan Inklusif Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Pendekatan Hati, atau yang lebih dikenal dengan Lebur Seketi.
Program Lebur Seketi merupakan sebuah terobosan dalam mewujudkan pendidikan inklusif di Banyuwangi. Melalui pendekatan yang berpusat pada hati, program ini berupaya memastikan bahwa setiap peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka.
Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno, menjelaskan bahwa Lebur Seketi tidak hanya sekadar program, tetapi juga sebuah komitmen untuk menciptakan pendidikan yang ramah anak, tidak diskriminatif, dan penuh toleransi.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang," ujarnya.
Dalam implementasinya, Lebur Seketi melibatkan berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, tenaga ahli, dan masyarakat. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa setiap peserta didik berkebutuhan khusus mendapatkan dukungan yang optimal dalam proses belajar mereka.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan dalam program ini adalah melakukan asesmen awal terhadap setiap anak berkebutuhan khusus (ABK). Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi masing-masing individu, sehingga dapat disusun program pembelajaran yang sesuai.
"Kami mewajibkan setiap sekolah negeri di Banyuwangi untuk menerima ABK maksimal lima orang dalam satu kelas," jelasnya.
Selain itu, Lebur Seketi juga memberikan pelatihan khusus bagi guru-guru yang menangani peserta didik berkebutuhan khusus.
Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemahaman tentang berbagai jenis kebutuhan khusus, strategi pembelajaran yang efektif, hingga pengembangan sikap dan perilaku yang inklusif.
Tidak hanya itu, program ini juga melibatkan orang tua secara aktif dalam proses pembelajaran anak mereka. Orang tua diberikan pemahaman tentang kebutuhan khusus anak mereka dan diajak untuk berkolaborasi dengan guru dalam menyusun program pembelajaran yang tepat.
Lebur Seketi telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusif di Banyuwangi. Semakin banyak peserta didik berkebutuhan khusus yang dapat belajar di sekolah reguler dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
"Inovasi Lebur Seketi adalah upaya kita untuk pendidikan inklusif di Banyuwangi. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan sosial dan emosional mereka," pungkasnya. (*)