BANYUWANGI - Kusta, atau yang dikenal juga sebagai leprae atau morbus Hansen, adalah penyakit kronis yang menyerang sistem saraf tepi, kulit, dan organ tubuh bagian dalam. Penyakit ini dapat menyebabkan anggota tubuh tidak berfungsi dengan normal. "Kusta disebabkan oleh bakteri tahan asam, gram positif yaitu Mycobacterium leprae," jelas dr. Riezky Januar Sp.DV dari RSUD Genteng.
Menurut dr. Riezky, penularan kusta dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui udara pernapasan. Namun, penularan ini sangat tergantung pada imunitas tubuh individu. "Jika imunitas seseorang tinggi, kemungkinan untuk terjangkit penyakit ini sangat jarang," tambahnya. Kusta juga disebut sebagai penyakit imunologik karena tingkat keparahan dan bentuk klinisnya tergantung pada sistem imunitas seluler penderita. "Sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih sangat mendukung penularan penyakit ini," ungkapnya.
Ada empat gejala klinis utama yang perlu diwaspadai untuk mendeteksi kusta. Seorang individu dapat didiagnosis menderita kusta jika ditemukan dua dari tiga gejala utama, yaitu bercak-bercak pada kulit, penebalan saraf tepi, dan anestesi atau mati rasa di daerah bercak kulit. "Pada kulit gelap, bercak akan berwarna putih, sementara pada kulit terang bercak berwarna merah atau tembaga," jelas dr. Riezky.
dr. Riezky menegaskan bahwa kusta dapat dicegah dan disembuhkan, namun deteksi dini sangat penting. "Keterlambatan deteksi dapat menyebabkan kecacatan yang berdampak sosioekonomi yang luas. Jika ada tanda-tanda kusta, sebaiknya segera periksakan diri," ajaknya.
Masyarakat Banyuwangi dihimbau untuk segera memeriksakan diri ke Poli Kulit RSUD Genteng jika menemukan tanda dan gejala kusta. "Ayo masyarakat Banyuwangi, bila ada tanda dan gejala kusta segera datang ke Poli Kulit RSUD Genteng," pungkas dr. Riezky.