Plt Kepala DPU Pengairan Banyuwangi Tegaskan Komitmen Lanjutkan Program dan Perkuat Sinergi

$rows[judul]

Banyuwangi - Estafet kepemimpinan di tubuh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi resmi bergulir. Riza Al Fahroby, S.T., M.Sc., sebelumnya Sekretaris Dinas, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas. Pengisian posisi strategis ini menyusul penugasan pejabat sebelumnya, Guntur Priambodo, untuk menduduki jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi. 

Riza, seorang teknokrat lulusan Magister Teknik Universitas Gadjah Mada, mengambil alih tampuk kepemimpinan dengan komitmen menjaga kontinuitas program prioritas dan kesiapan operasional menghadapi dinamika musim. Penunjukan ini menempatkannya sebagai penanggung jawab utama atas infrastruktur pengairan di salah satu sentra produksi pangan terpenting di Jawa Timur. 

“Tidak akan ada *vacuum* dalam pelayanan publik. Seluruh program strategis yang telah dirintis akan kita lanjutkan dengan momentum yang sama. Prioritas jangka pendek kami adalah melakukan koordinasi intensif dengan Koordinator Wilayah Sumber Daya Air (Korsda) untuk memastikan kesiapan irigasi menyambut musim tanam 2025–2026,” tegas Riza. 


Baca Juga : Mawasdiri Inovasi Digital DPU Pengairan Banyuwangi untuk Awasi Proyek Secara Real Time

Salah satu agenda krusial yang menjadi fokus Plt. Kepala Dinas yang baru adalah optimalisasi jadwal pengeringan (*turn off*) jaringan irigasi untuk pemeliharaan. Prosedur teknis yang memerlukan waktu antara tiga hingga dua belas hari ini merupakan implementasi langsung dari arahan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang menekankan pentingnya perawatan infrastruktur untuk menjamin reliabilitas pasokan air bagi petani. 

Di bawah kepemimpinan Riza, DPU Pengairan akan mengonsolidasikan kerjanya pada tiga domain utama: pengelolaan air irigasi untuk ketahanan pangan, penyediaan air baku untuk kebutuhan domestik, serta konservasi sumber daya air jangka panjang. 

Riza menegaskan bahwa inisiatif konservasi seperti program Sekardadu (Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai) akan tetap menjadi prioritas. “Program-program konservasi adalah investasi kita untuk menjaga keberlanjutan mata air dan daerah tangkapan hujan. Semua upaya ini bermuara pada satu tujuan: memastikan kecukupan air untuk seluruh kebutuhan masyarakat, utamanya sektor pertanian,” paparnya. 

Menyadari kompleksitas tantangan pengelolaan air, Riza juga menekankan prinsip kolaborasi. Ia berkomitmen untuk memperkuat kemitraan strategis antara pemerintah, asosiasi petani, dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dalam tata kelola air. (*)