Dinas PU Pengairan Rawat Ratusan Bendung, Pastikan Pasokan Air Petani Tetap Stabil

$rows[judul]

Banyuwangi - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi menjadikan pemeliharaan infrastruktur pengairan sebagai strategi utama dalam menjaga stabilitas pasokan air untuk sektor pertanian. Komitmen ini diwujudkan melalui serangkaian kegiatan operasional dan pemeliharaan terencana terhadap ratusan struktur air yang tersebar di seluruh wilayah, guna memastikan distribusi yang merata dan berkelanjutan.

 

Jaringan infrastruktur pengairan di Banyuwangi terdiri dari ratusan bendung dan satu bendungan besar, yang meskipun secara fisik memiliki kemiripan, namun memiliki peran dan fungsi teknis yang berbeda dalam mendukung sistem irigasi.


Baca Juga : Digitalisasi Irigasi Jadi Andalan DPU Pengairan Banyuwangi Wujudkan Ketahanan Pangan

Riza Al Fahroby, ST, M.Sc., Pelaksana Tugas Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, dalam penjelasannya memaparkan perbedaan mendasar antara kedua infrastruktur tersebut. “Secara fungsi, bendung berperan sebagai regulator untuk mengalihkan air. Strukturnya yang melintang di sungai bertujuan menaikkan muka air guna mengalirkannya ke kanal irigasi. Sementara bendungan berfungsi sebagai reservoir atau penampung air dalam volume masif untuk keperluan yang lebih kompleks dan jangka panjang,” jelas Riza. 

Lebih lanjut, Riza merinci bahwa bendung beroperasi secara langsung dalam mendistribusikan air dari sungai ke sawah-sawah melalui pintu pengatur. Sebaliknya, bendungan memiliki multi-fungsi, tidak hanya untuk irigasi tetapi juga sebagai sumber air baku, pengendali banjir, dan berpotensi untuk pengembangan pariwisata dan perikanan. 

“Keberadaan bendungan memungkinkan kita melakukan manajemen air secara lebih terukur. Air yang tertampung di musim penghujan dapat dialokasikan secara proporsional untuk berbagai kebutuhan di hilir selama musim kemarau,” tambahnya. 

Dalam pengelolaan operasional, DPU Pengairan Banyuwangi secara aktif melakukan pemeliharaan terhadap 390 unit bendung dari total 397 yang ada. Adapun untuk Bendungan Bajulmati, sebagai satu-satunya bendungan besar di wilayah ini, kewenangan pengelolaannya berada di bawah pemerintah pusat. 

“Kegiatan pemeliharaan yang berkelanjutan ini sangat krusial untuk mencegah gangguan pada sistem distribusi. Konsistensi pasokan air, terutama pada periode kritis musim tanam, menjadi penentu utama tingkat produktivitas dan keberhasilan panen petani,” tegas Riza. 

Upaya sistematis dalam menjaga kondisi infrastruktur irigasi ini merupakan bagian integral dari visi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk memperkuat ketahanan pangan daerah. Ketersediaan air yang andal dipandang sebagai fondasi bagi keberlangsungan agrikultur dan kesejahteraan masyarakat petani. (*)