Target Panen Raya 2024: Banyuwangi Andalkan Teknologi dan Inovasi Pertanian

$rows[judul]

Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), optimistis membidik produksi gabah pada musim panen raya tahun 2024 menembus 789.554 ton.

Dalam mencapai target tersebut, berbagai inovasi terus dilakukan Dispertan Banyuwangi guna mendorong peningkatan produktivitas tanaman padi sehingga hasil panen di Banyuwangi pun terus terdongkrak. Mulai dari mengembangkan teknologi budidaya padi, inovasi pemanfaatan dan pengembangan pupuk alternatif, hingga inovasi pertanian lainya.

”Panen raya tahun ini diperkirakan akan berlangsung pada Agustus. Kita targetkan hasil produksi pada panen raya kali ini mencapai 789.554 ton gabah kering panen (GKP),” kata Kepala Dispertan Banyuwangi, Arief Setiawan melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Ida Larasati.


Baca Juga : Parameter Penilaian Ketat, 10 Kelas Perlombaan di Kontes Kambing dan Domba Banyuwangi

Lebih lanjut, Ida Larasati menerangkan, pada tahun 2024 jumlah luasan panen padi di Banyuwangi sekitar 118.885 Hektar (ha), tak beda jauh dari luasan panen padi tahun 2022 yang hanya 118.429.

“Sedangkan untuk tahun lalu di 2023 luas panen padi Banyuwangi kurang lebih 119.595 ha,” ujar Ida.

Meski begitu, masih Ida, Dispertan optimistis hasil panen raya padi tahun 2024 mengalami peningkatan. Apabila menilik dari data hasil panen, pada tahun 2022 panen padi sebanyak 785.935 ton, dan di tahun 2023 sebanyak 787.234 ton.

”Sementara di tahun 2024 ini tentunya kita berharap panen padi bisa lebih tinggi,” cetusnya.

Meski hasil panen padi tersebut terbilang cukup melimpah, Dispertan Banyuwangi terus melakukan berbagai inovasi untuk terus mendorong peningkatan produksi salah satu komoditas pangan utama masyarakat tersebut.

Adapun upaya dengan bentuk inovasi yang dilakukan dispertan Banyuwangi yakni dengan mengembangkan teknologi budidaya padi IP 400, yakni varietas padi yang memiliki masa panen lebih singkat

Selain itu terdapat pengembangan inovasi yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengembangan pupuk alternatif. Terutama yang berasal dari alam dan tidak berbahan dasar kimia atau pupuk organik dan pupuk hayati. Dengan demikian, petani diharapkan tak lagi bergantung pada pupuk bersubsidi.

“Dengan upaya tersebut target panen raya padi tersebut bisa tercapai,” tegas Ida. (*)