Viralindonesia.co.id - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi terus berupaya meningkatkan pemerataan pendidikan di Bumi Blambangan. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai program dan kebijakan yang dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil dan rentan putus sekolah.
Salah satu program yang dilakukan Dispendik Banyuwangi adalah program Kejar Paket A, B, dan C dan menjalankan kerjasama dengan sejumlah pendidik di semua wilayah untuk blusukan terjun langsung kemasyarakat. Program ini ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang belum memiliki ijazah setara SD, SMP, dan SMA untuk melanjutkan pendidikan.
"Kami memberikan kelonggaran, bahkan kami mengafirmasi pada masyarakat yang selama ini membutuhkan dan belum punya ijazah setara Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk kembali ke sekolah," kata Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno.
Selain itu, Dispendik Banyuwangi juga melakukan blusukan yang menyasar anak-anak di wilayah-wilayah rentan putus sekolah. Blusukan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada anak-anak tersebut agar mau kembali melanjutkan pendidikan.
"Kita menyasar kepada anak rentan putus sekolah untuk dijemput dan kembali melanjutkan pendidikan minimal setara dengan SMA," ujar Suratno.
Selain program-program tersebut, Dispendik Banyuwangi juga terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Banyuwangi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan program Smart Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan).
Program Smart Gasing ini merupakan program pembelajaran yang menggunakan pendekatan teknologi. Program ini bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
"Kami mengimbaskan program Smart Gasing pada seluruh sekolah yang ada di Banyuwanagi," kata Suratno.
Upaya-upaya yang dilakukan Dispendik Banyuwangi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di Banyuwangi. Dengan pemerataan pendidikan, diharapkan seluruh anak-anak di Banyuwangi, termasuk anak-anak yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil dan rentan putus sekolah, dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas. (*)