Banyuwangi Sinergikan Pendidikan di Rumah dan Sekolah Melalui Program Sobat

$rows[judul]

BANYUWANGI – Pola pendidikan anak perlu diselaraskan antara di sekolah dan di rumah. Untuk itu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menginisiasi program memfasilitasi sekolah parenting untuk para orang tua atau wali murid di Banyuwangi, melalui Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat).

 

Program Sobat merupakan edukasi parenting untuk orangtua seputar pengetahuan, sikap, maupun keterampilan, sehingga pendidikan dan pengasuhan yang diperoleh anak di rumah bisa selaras dan saling menguatkan dengan di sekolah. 


Baca Juga : Ajakan Bergotong Royong Bupati Ipuk untuk Atasi Masalah Anak Tidak Sekolah



"Melalui program ini orangtua bisa mengupdate ilmu parenting. Bagaimana melakukan pendekatan dan lebih mengerti dunia anak sesuai dengan zamannya," kata Ipuk saat peluncuran Program Sobat.



Dengan program ini diharapkan orangtua bisa mengetahui dan mengeksplor karakter anak, menciptakan suasana belajar yang nyaman baik di sekolah maupun di rumah. 



"Dengan demikian antara pendidik dan orang tua bisa menggali potensi anak secara optimal, tidak hanya di bidang akademis tapi juga non akademis,” tambah Ipuk. 



Selain itu dengan program ini, diharapkan orang tua juga bisa mencegah anak dari bullying dan kekerasan di sekolah. 



Dalam program ini Banyuwangi menyediakan 588 fasilitator berpengalaman yang terdiri dari psikolog dan guru yang sudah mengikuti pelatihan parenting. Program ini berlangsung selama empat bulan untuk setiap angkatan, dan mendapat sertifikat.



Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, untuk angkatan pertama diikuti oleh 8.515 peserta orang tua/wali murid dari jenjang PAUD, SD, dan SMP dengan jumlah total 337 lembaga.



Setiap angkatan akan menempuh waktu pendidikan selama empat bulan dengan 16 kali pertemuan. Setiap pertemuan berisi tema materi yang berbeda. 



Di antaranya tema memahami perkembangan anak, pengembangan bakat minat anak, dukungan orang tua dalam penumbuhan budi pekerti, mandiri, dan tanggung jawab, hingga peran orangtua dalam bullying dan kekerasan.



“Kami berharap untuk angkatan selanjutnya jumlahnya akan semakin banyak karena semakin banyak orangtua yang sudah mengetahui manfaatnya,” kata Suratno.



Dalam peluncuran tersebut turut hadir Kepala Pusat Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami yang terhubung secara virtual. 



Ruspita mengapresiasi apa yang telah dilakukan Banyuwangi. Dia mengatakan tantangan pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah kurangnya keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan pola asuh anak secara langsung. 



Hal ini tidak lepas dari kurangnya edukasi pada orangtua. Salah satu indikatornya hasil survei nasional menunjukkan hanya 23 persen orangtua yang mendapatkan pendidikan parenting.



“Saya sangat bahagia Banyuwangi meluncurkan program ini sebagai upaya pelibatan orangtua. Dengan program ini harapannya terjadi keselarasan dan kesinambungan pada pendidikan anak di rumah dan di sekolah serta membentuk karakter dan pribadi anak secara utuh,” harapnya. (*)